Berita :
“Mendidik Diri
Menulis Untuk Rebahan yang Lebih Produktif”
Himmaba UB – dirumah aja, Jum’at Malam ( 15/05)
telah terlaksana Ngopi Daring (NGOPDAR) sebagai bentuk wujud acara rutinitas setiap minggunya oleh
himmaba UB yaitu Diskusi Online. Diskusi kali ini berbeda dengan sebelumnya,
karena kita mencoba melangkah hal yang baru ditengah pandemi covid-19 ini dengan
membuka diskusi online kita secara umum, tentunya berlokasi di rumah masing- masing sedulur/i yang dilakukan secara daring
atau online melalui via google meeting. Tema yang di angkat dalam Ngopdar ketiga kalinya ini yaitu “Mendidik
Diri Menulis Untuk Rebahan yang Lebih Produktif “. Berdasarkan tema
tersebut tujuan dari Himmaba UB yaitu sebagai upaya seseorang membuat karya
di tengah pandemi Covid-19 ini dengan mendidik dirinya dengan menulis, karena
menulis sangat dibutuhkan di masa mendatang. Menulis itu
ibarat mengikat ilmu. Ilmu itu bagaikan air jika dibiarkan tergenang maka akan
menjadi keruh, tapi bila dialirkan akan memberikan manfaat bagi lingkungan
disekitarnya. Dengan menulis seseorang akan mampu menambah sifat percaya diri ,menyalurkan
ide dan aspirasi serta menambah wawasan untuk mengekspresikan segala sesuatu
melalui tulisan. Diskusi kali ini pun seru dan asik sekali karena diisi oleh
pemateri yang sangat humoris dengan karya bukunya “Bhinneka Tunggal Santri” dan
juga alumni HIMMABA yaitu Muhammad Zaim Affan dan dipimpin oleh moderator yang
sangat pandai dan memiliki pemikiran yang sangat luwes yaitu Aulia Alvi Laila Camali Camalica mahasiwi sastra mandarin Universitas Bwarijaya. Diskusi online ini dihadiri oleh 70 peserta dan dimulai pada pukul 20.10 WIB.
Diskusi kali ini dibuka dengan pernyataan
pemateri mengenai kebijakan pemerintah yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) dimana kebijakan tersebut membuat kita tidak mudah dalam menerapkannya,
seperti halnya kondisi saat ini banyak
orang yang terdampak akibatnya kebijakan tersebut. Misalnya kita tidak dapat bermain bersama temen-temen dengan bertatap muka, tindak kriminal meningkat akibat pemasukan yang minim oleh pekerja informal, tak ada
lagi ngopi bareng berasama temen-temen yang lainnya
yang sering dilakukan sebelum adanya pandemi Covid-19, yang lebih parahnya
Indonesia darurat rebahan dan banyak hal lainnya. Darurat rebahan tentu hal
ini yang menghambat kita untuk produktif
di kala kondisi pandemi Covid-19,
padahal jika kita ketahui adanya pandemi Covid-19 ini bukan menjadikan diri
kita tidak produktif dirumah melainkan mengharuskan kita lebih produktif dalam
segala bentuk pekerjaan kita dirumah aja atau work from home tentunya
dengan santai dan bisa produktif dirumah sembari menikmati bersama keluarga.
Hal ini yang menjadi salah kaprah yang dilakukan oleh masyarakat di tengah
pandemi Covid-19. Banyak solusi yang bisa kita lakukan untuk menjadikan diri
kita produktif tidak hanya rebahan saja, seperti halnya di tengah kondisi
pandemi Covid-19 yang menjadikan rebahan salah satu hal yang sering dilakukan,
mencoba berani menulis dapat menjadi salah satu solusi dan produktivitas yang dapat dilakukan.
Karena dengan tulisan dapat merubah pola pikir seseorang minimal pola pikir
diri kita sendiri. Dengan menulis kita dapat beropini, berpendapat, membuat ide
yang mungkin tidak berani kita ungkapkan namun kita tuangkan dalam tulisan yang
berwujud karya. Disini pemateri yang sering di sapa dengan cak Ginksul berpesan
di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat
ini, makin banyak orang yang sering berkomentar dengan mengomentari apapun
terutama di sosial media, dengan komentar yang representatif dari mulut para
netizen, daripada komentar itu tidak menyenangkan didengar dan dibaca lebih
baik di alihkan kegiatan tersebut dengan menulis. Karena dengan menulis kita
dapat lebih sedikit berbicara, shingga dapat lebih mengambil hikmah dengan
kondisis seperti saat ini. Ujar beliau
Acara pun mencapai klimaksnya dengan membuka sesi tanya jawab.
Sesi ini berjalan dengan begitu aktif dimana mereka yang bertanya sangat antusias sekali mengenai menulis dengan baik dan benar,
menciptakan suatu karya dengan cara menulis lalu diterbitkan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan games yaitu menulis dengan tema “Cicak”. Games
dilakukan sebagai bentuk langkah dalam penerapan ilmu yang telah diberikan oleh
pemateri lalu kita eksekusikan melalui games tersebut. Sehingga acarapun ditutup pada pukul 21.32 WIB karena batas
waktu yang diberikan oleh panitia pelaksana telah habis, acara ditutup dengan pesan Cak Ginksul
kepada para audiens “ Motto dalam hidup
saya, saya selalu merasa bodoh agar tidak berhenti belajar, sama halnya dengan Menulis. Menulis
itu tidak harus bagus, tapi harus berani , berani untuk mencoba dan konsisten
agar kita selalu mengasah kemampuan
kepenulisan kita untuk setiap harinya, tidak mungkin karya pertama kita
langsung bagus, ataupun langsung bisa diterima oleh masyarakat. Di dunia ini tidak
ada yang instan yang instan hanyalah mie instan indomie ”. Ujar beliau dengan
tawanya. (hsw)
Comments
Post a Comment
Biasakan Berkomentar.
(Komentar Anda Merupakan Kehormatan Bagi Kami) - Terima Kasih